Duh pemimpinku yang baik, apa yang membuat dirimu dan semua orang yang mengaku pemimpin harus berhenti dari kesibukan untuk sekedar rapat mendiskusikan permasalahan manusia yang kau pimpin? Yang aku lihat waktu dan energimu habis untuk mengurusi jeritan orang-orang kaya yang panik hanya karena kekayaannya berkurang. Atau kalian ikut pusing karena “sekedar” persoalan rekayasa politik, hukum dan kekuasaan diantara pejabat-pejabatmu. Atau bikin sibuk semua orang karena gajimu kurang.
Padahal, sekali lagi Tuhan ingatkan kembali, bahwa rakyatmu pada kasta ekonomi terendah telah terjepit pada persoalan yang sederhana tapi tak kunjung kau rapatkan, yaitu masalah sesuap nasi. Hanya karena sesuap nasi, ada seorang ibu yang harus meninggalkan anak dan suaminya merantau ke negeri orang hanya untuk menjadi pembantu, yang akhirnya kita saksikan setiap tahunnya selalu ada mereka yang disiksa sampai cacat atau bahkan mati.
Juga karena sesuap nasi, ada orang tua yang tega menjual anaknya, kakak beradik yang saling bunuh berebut lahan parkir, suami yang rela memelacurkan istrinya. Duh pemimpinku, letih rasanya melihat ini semua di depan mata...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar