Blessing in Disguise: Kemunculan Ekonomi Islam dan Islam
Krisis keuangan dunia yang perlahan berubah menjadi krisis ekonomi dunia, ternyata pada perspektif yang lain memberikan kabar gembira bagi para aktifis dakwah Islam. Sudah pasti kehancuran ekonomi dan keuangan kapitalisme ini akan memunculkan keinginan lebih serius dari kalangan capitalist untuk mencari model ekonomi alternative. Dan ekonomi serta keuangan Islam sudah tentu ada dalam daftar alternative tersebut, terlebih saat ini pertumbuhan industry keuangan Islam secara realita merupakan fenomena yang tak bisa dipungkiri oleh industry keuangan dunia sebagai industry yang sedang tumbuh dengan pesat dengan potensi pasar yang sangat besar.
Kehancuran kapitalisme menyadarkan banyak pihak bahwa ternyata ekonomi tidak hanya membutuhkan pasar dengan segala infrastrukturnya, tetapi ekonomi juga memerlukan nilai-nilai moral yang mengawal prilaku pelaku-pelaku ekonomi. Tetapi kapitalisme secara filosofis sudah mengeluarkan moral dari wilayah aplikasi dan disiplin ilmu pengetahuannya, sehingga pengembangan kapitalisme akan selalu tak memiliki moral di dalamnya. Karakteristik kapitalisme yang mengedepankan pembangunan dan pengukuran materialism berdasarkan prinsip-prinsip kekuatan pasar secara bebas, akan membuat ekonomi dan moral tidak mungkin bertemu dalam satu bangunan kapitalisme. Moral di kapitalisme dapat saja menjadi pelengkap system besar ekonomi, tetapi pada dasarnya ia bukanlah elemen yang menjadi bagian dari system. Dengan begitu, moral menjadi termarginalisasi, ia hanya muncul ketika manusia “capek” dengan kemapanan materialistic. Oleh sebab itu, jarang kita temukan manusia kapitalisme menjadikan moral sebagai semangat kerja atau menjadi inti kerja-kerja mereka. Dengan kata lain kapitalisme tidak pernah menghasilkan manusia moralis, moralis hanya terbentuk ketika manusia kapitalis “jenuh” dengan rutinitas kapitalisme, itupun biasanya terwujud ketika mereka sudah ada pada tingkat aman secara materi.
Sementara itu, keterpaduan nilai-nilai moral dan aplikasi ekonomi sudah menjadi nature dari ekonomi Islam. Bahkan moral menjadi nilai utama yang terlebih dulu terbangun dalam diri para manusia yang terjun sebagai pelaku ekonomi. Artinya seorang pelaku ekonomi harus terlebih dulu menjadi seorang moralis sebelum ia menjadi pelaku bisnis. Nilai-nilai seperti “manusia terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang manusia lain” dan “harta terbaik adalah harta yang ada di tangan orang-orang yang shaleh,” menjadi pedoman dan menjadi indikasi bahwa moralitas didahulukan daripada aplikasi ekonomi. Selanjutnya aplikasi ekonomi Islam secara disiplin dikawal oleh syariah, yang terkandung didalamnya panduan-panduan bertransaksi dan prinsip-prinsip aplikasi ekonomi. Moral dan syariah bersinergi dalam satu system yang pas untuk karakter manusia (karena memang Islam dirancang untuk manusia). Tidak heran kini ekonomi Islam tengah menjadi sorotan utama para pencari model ekonomi, terlebih ketika sosialisme tidak menawarkan apa-apa. Karena sosialisme telah menjadi pengalaman yang menyakitkan buat dunia.
Begitu indahnya scenario Allah ketika Ia ingin menampilkan kebenaran di pentas dunia. Kehancuran kapitalisme bukan hanya memunculkan risalahnya dalam bentuk model ekonomi Islam, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi kebatilan dalam berbagai bentuknya. Politik Barat tentu menjadi sisi yang juga terganggu akibat kelemahan ekonomi mereka, propaganda-propaganda keagamaan oleh NGO mereka di tingkat underground di Negara-negara muslim mulai kehilangan bahan bakar akibat sumber dana sosial mereka ternyata ikut ambruk bersama kehancuran ekonomi dan industry keuangan Barat. Mungkin banyak perusahaan-perusahaan sebagai donator utama propaganda itu merupakan korban utama krisis keuangan dunia. Kalau sudah seperti ini, saya hanya ingin mengatakan, “lihatlah bagaimana konspirasi kebatilan itu terjadi begitu tersinergi dalam system kebatilan, dan maker Allah lebih dahsyat bukan. Karena dengan runtuhnya satu poros kebatilan hancur pulalah bangunannya. Uniknya kehancuran mereka disebabkan oleh ulah kebatilan itu sendiri.”
Saksikan bagaimana satu persatu ruas-ruas sendi kebatilan itu runtuh. Perhatikan bagaimana Allah melakukan itu semua. Dan jangan berkedip, sebentar lagi kita bukan hanya akan menyaksikan system perekonomian, politk, hokum, budaya atau bahkan peradaban Islam yang akan muncul, tetapi lebih dulu kita akan menjadi saksi munculnya generasi Allah, generasi langit, generasi terbaik yang akan menjadi pengusung peradaban terbaik. Generasi ini penuh dengan semangat, pengetahuan, keahlian dan tentu kesabaran. Generasi ini memiliki daya kerja maksimal 10 kali ganda dari manusia awam pada umumnya. Karena memang Allah sendiri langsung
Melihat sejarahnya, kemajuan industry dan teknologi Barat berakar dari gerakan yang menjauhi keyakinan, nilai moral beserta ritual-ritual tradisional agama. Gerakan ini ketika dulu meyakini bahwa agama dengan segala kewajiban yang mengikat manusia dipandang menghambat kemajuan manusia. Oleh sebab itu muncullah gerakan massif di Eropa termasuk Amerika untuk menjauhi itu semua. Kecenderungan inillah yang kemudian diyakini menjadi akar dari munculnya gerakan industrialisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Mungkin hal ini menjadi pemahaman seorang pembaharu Islam, hingga ia mengatakan bahwa Barat menuju kepada kemajuan ketika mereka menjauhi agama mereka, sementara Ummat Islam mengalami kemunduran ketika mereka menjauhi Islam sebagai agama mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar