Senin, 07 Desember 2009

Diam Sejenak

Ikhwatifillah, melihat kemarau yang berkepanjangan dalam kehidupan manusia, dimana perbuatan baik dan ketauladanan semakin hari semakin kering dan hampir-hampir tidak ada, seharus membuat kita berhenti sejenak dari kesibukan kita saat ini. Letakan pena, tutup laptop, kantongkan blackberry, matikan komputer, sisihkan perkakas anda dan diamlah.

Mari renungkan, sudah berapa lama wajah tak tersentuh air wudhu, berapa lama dahi tak menyentuh ujung sajadah, berapa lama buku-buku tarbiyah teronggok berdebu di sudut ruang, berapa lama kaki tak melangkah ke majelis-majelis ilmu dan hikmah, berapa lama bibir tidak khusyuk berdzikir dan berapa lama dakwah sudah kita tidak serius tekuni.

Ikhwatifillah, manusia disekitar kita butuh hujan amal shaleh dan ketauladanannya. Sudah lama rasanya keshalehan tidak menjadi denyut peradaban. Ia butuh dihidupkan. Dan kita, putra-putra Islam yang tersisa di akhir zaman ini, yang paling berhak sekaligus wajib menunaikan tugas kehidupan, tugas mulia yang telah menjadi garis sejarah, yaitu menjadi penyeru dan pejuang.

Mari ingatkan diri untuk sadar pada amanah, untuk kembali merapat pada barisan, untuk kembali melakukan perbaikan dan penyelamatan. Banyak amanah yang sudah menunggu, menunggu putra-putra Islam akhir zaman, yang bisa menghantarkan manusia dan seluruh dzat alam semesta pada fitrahnya yang sejati, yaitu menghamba dengan sepenuh kehambaan pada Tuhan.

Nah, sekarang bangkitlah dari posisi duduk dan berbaring anda, pekikkan satu kali takbir dan kita mulai kesadaran ini dengan Basmallah. Selanjutnya ambil air wudhu dan mulailah perjuangan. Kita bisa mulai dengan shalat, telpon sahabat tanyakan bila majelis ilmu dan hikmah dapat diikuti kembali, ingatkan saudara-saudara untuk kembali memimpin taklim-taklim pagi dan sore, buat catatan-catatan dari bacaan-bacaan tarbiyah yang dulu kita akrabi. Mari lakukan dengan tekun dan bersama-sama. Tampilkan kebaikan pada semua bentuk tindakan dan perkataan secara perlahan-lahan, bertahap dan terus membaik. Selepas itu, kita serahkan semua hasil upaya dakwah ini kepada pemilik segala takdir. Dan kini, bersabarlah. Kematian tak lama lagi akan datang.

Tidak ada komentar: