Jumat, 04 Desember 2009

Kerja Nafkah Vs Kerja Dakwah




Saudaraku, jika saat ini kita terjebak pada angan-angan panjang tentang kerja dan karir, jika saat ini kita terobsesi dan menghabiskan energi untuk kerja-kerja bermotivasi nafkah, yang akhirnya ia mengurangi waktu kita “bersama” Allah, maka berhentilah sejenak. Fikirkan kembali apa hakikat dunia ini, renungkan kembali hakikat diri kita ini.

Kita memang butuh nafkah, untuk melangsungkan kehidupan, untuk memelihara kehormatan dan harga diri, untuk mewujudkan semua harapan atau bahkan angan-angan. Tetapi tidak jarang kerja nafkah terasing dari orientasi hidup yang sejati, mengganggu konsentrasi kehidupan yang hakiki, yaitu orientasi dan konsentrasi penghambaan kepada Tuhan.

Kita sudah diajarkan oleh para ustadz kita, bahwa kerja adalah salah satu bentuk ibadah terbaik. Menyediakan penghidupan bagi anak dan istri atau siapapun yang ada di bawah tanggung-jawab kita, merupakan kemuliaan yang sangat tinggi. Sampai-sampai Nabi mengutamakan tangan-tangan kasar akibat kerja daripada tangan lainnya.

Oleh sebab itu, pertentangan kerja nafkah dan kerja ibadah atau dakwah sepatutnya tidak ada. Kerja nafkah yang halal akan menjadi mulia dia ketika dimulai dengan niat yang mulia. Bahkan kemuliaannya bertambah-tambah ketika proses dan hasilnya bukan hanya membuat kita semakin dekat dengan Tuhan tetapi juga mampu mengajak lingkungan disekitar kita mendekat kepada Tuhan bersama-sama.

Saudaraku, orientasi hidup harus selalu ada dalam hati dan ingatan. Orientasi penghambaan harus senantiasa mengisi ruang dan waktu dari hidup dan kehidupan. Itu mengapa kerja dakwah menjadi kerja utama yang didalamnya terdapat kerja-kerja nafkah. Keduanya tidak dipisahkan, tidak bisa didikotomikan. Keduanya memiliki fungsi yang saling bergantung, baik dalam definisi dan fungsi.

Kerja nafkah tanpa orientasi kerja dakwah, menjadi kerja-kerja para zombie dunia. Sedangkan kerja dakwah tanpa nafkah adalah kerja tanpa kehormatan yang tak akan memberikan hasil yang optimal. Hasil dari kerja kombinasi keduanya akan memberikan kemuliaan puncak, memberikan makna dan semangat yang tepat dari semua aktifitas hidup. Dan keduanya harus menjadi kerja-kerja kita sebagai seorang individu dan sebagai jamaah manusia Islam. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: